Jumat, Juli 04, 2008

Perjalanan Ekonomi Islam


 Sesungguhnya pada masa Rasulullah SAW, nilai-nilai ekonomi islam telah diaplikasikan ke dalam kehidupan dengan mengacu kepada nilai-nilai universal yang berlaku untuk seluruh manusia seperti kejujuran, amanah, tanggung jawab, peduli, kerja keras, adil, cerdas, dan lainnya. Nilai-nilai ini dengan baik dilaksanakan oleh Nabi ketika menjadi pemimpin umat dan pemimpin negara. Penggantinya pun melaksanakan nilai-nilai ini dengan baik, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Setelah Ali, bentuk pemerintahan berubah menjadi dinasti dimana pelaksanaan nilai-nilai universal tersebut tetap ada meskipun terjadi pasang surut.

Revolusi sosial pasca hijrah (awal periode Mekah) yang ditandai dengan adanya pengaturan-pengaturan ketat melalui instruksi Nabi Muhammad SAW mengakibatkan kegiatan ekonomi tidak lagi sederhana. Kota Mekah ketika itu menjadi pusat perdagangan, sebagai penghubung jalur perekonomian Samudera Hindia (wilayah timur) dengan Laut Tengah (wilayah barat). Suq al-Madinah (pasar Madinah) merupakan pasar yang direkayasa oleh Nabi SAW terhadap pasar Qainuqa yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Timbulnya pola pelembagaan keuangan seperti amil zakat (periode Nabi SAW), dan bait al-mal (periode Umar bin Khatab) semakin memperlihatkan arahnya menuju sistem pengaturan ekonomi yang terorganisasi, walau masih sederhana dan bersifat sementara.

Kunci keberhasilan pengaturan kenegaraan yang termasuk pengaturan kegiatan ekonomi di didalamnya adalah dakwah dan pemikiran. Pemikiran Nabi yang kemudian dilanjutkan para Sahabat yang begitu cemerlang senantiasa berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.. Namun apalah hendak dikata, terjadi transisi imperium Islam ke imperium kafir di abad 17 hingga sekarang yang berangsur perlahan, dimulai dari masuknya pemikiran asing ke tubuh kaum muslimin dan khilafah. Akibatnya khilafah Turki Usmani benar-benar dibubarkan tahun 1924, namun sebelumnya dia sudah seperti digerogoti kanker yang kronis selama lebih dari dua abad.

Tidak ada komentar: